Rabu, 04 April 2012

ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN


 PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Perumahan dan permukiman selain merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, juga mempunyai fungsi yang sangat strategis dalam perannya sebagai pusat pendidikan keluarga, persemaian budaya, dan peningkatan kualitas generasi yang akan datang, serta merupakan pengejawantahan jati diri. Terwujudnya kesejahteraan rakyat dapat ditandai dengan meningkatnya kualitas kehidupan yang layak dan bermartabat, antara lain melalui pemenuhan kebutuhan papannya. Dengan demikian upaya menempatkan bidang perumahan dan permukiman sebagai salah satu sektor prioritas dalam pembangunan manusia Indonesia yang seutuhnya adalah sangat strategis.
Penataan lingkungan permukiman dapat dikembangkan mulai  dari yang berskala tapak bangunan, suatu lingkungan, sampai dengan skala  kawasan, dengan memperhatikan berbagai aspek seperti keragaman fungsi  lingkungan/kawasan, aksesibilitas, ekologi lingkungan, dan kesalingterkaitan  dengan fungsi ruang dan kawasan lainnya, termasuk  pertimbangan keberlangsungan keanekaragaman hayati yang ada.
Setiap pembangunan fisik yang dilakukan, termasuk pembangunan perumahan, sedikit banyak dan secara langsung maupun tidak langsung akan memberikan pengaruh atau dampak terhadap keadaan lingkungan sekitarnya. Untuk itulah, sebelum membangun proyek perumahan dilakukan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) terlebih dahulu. AMDAL adalah kajian mengenai dampak besar dan penting untuk pengambilan keputusan suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan (Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1999 tentang  Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Agar pelaksanaan AMDAL berjalan efektif dan dapat mencapai sasaran yang diharapkan, pengawasannya dikaitkan dengan mekanisme perijinan. Peraturan pemerintah tentang AMDAL secara jelas menegaskan bahwa AMDAL adalah salah satu syarat perijinan, dimana para pengambil keputusan wajib mempertimbangkan hasil studi AMDAL sebelum memberikan ijin usaha/kegiatan. AMDAL digunakan untuk mengambil keputusan tentang penyelenggaraan/pemberian ijin usaha dan/atau kegiatan, khususnya dalam pembangunan perumahan atau pemukiman. Jadi, AMDAL sangat penting dilakukan untuk mengetahui layak atau tidak perumahan itu didirikan.
B. Tujuan
Tujuan dilakukan Analisis Dampak Lingkungan pada proyek pembangunan perumahan Bukit Pare Permai adalah untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan oleh pembangunan perumahan tersebut terhadap lingkungan sekitarnya, baik itu dampak negatif ataupun dampak positif mulai dari tahap pra-kontruksi, tahap kontruksi, tahap operasional, serta tahap pemeliharaan dan renovasi.

BAB II
DESKRIPSI PROYEK

I.       Identitas Pemrakarsa
1.      Nama Perusahaan                    : PT. Sanjaya Prima Citra Abadi
2.      Nama Pimpinan Perusahaan    : Mulyono Tanwijaya  dan  Mario Tanwijaya
3.      Tahun Berdiri Perusahaan       : 1982
4.      Alamat Kantor                                    : Jln. Jend. A. Yani km.6 Kelurahan Lapadde,
  Kecamatan Ujung, Kota Parepare
5.      Luas Area                                : 981 m2
6.      Jenis Usaha                             : Pembangunan Perumahan (BTN)
7.      Jumlah Karyawan                  
-          Karyawan kantor/tetap     : 8 orang
-          Tenaga Kerja/Buruh          : 6 orang

II.    Deskripsi  Kegiatan dan Lokasi
PT. Sanjaya Prima Citra Abadi memprakarsai pembangunan perumahan BTN Bukit Pare Permai yang secara administrasi terletak di Jln. Jend.A.Yani   Km.6 Kelurahan Lapadde, Kecamatan Ujung, Kota Parepare dengan memanfaatkan area seluas 981 m2. Proyek tersebut berdiri pada kondisi lahan yang miring. Secara geografis, perumahan ini terletak pada koordinat 3°59’7” LS dan 119°39’15” BT yang berbatasan dengan
-          Sebelah Barat        :  Akses jalan propinsi
-          Sebelah Timur       :  Perumahan BTN Pepabri
-          Sebelah Selatan     :  Sarana Pendidikan (SDN 20 Parepare)
-          Sebelah Utara        :  Perumahan warga

BTN Bukit Pare Permai dibagi menjadi dua blok, yaitu blok E2 yang terdiri dari 25 rumah dan blok E3 dengan jumlah rumah sebanyak 29 bangunan, rumah-rumah dari kedua blok dalam posisi saling berhadapan dan dipisahkan oleh jalan BTN.  Jenis perumahan dibedakan atas dua type, yaitu type 45/128 dan type 36/98 dengan spesifikasi teknik perumahannya sebagai berikut :
Pondasi                       : Batu Kali/Batu gunung
Beton                          :  Sloof/kolom
Lantai                          : Tegel keramik 30×30
Atap                            : Genteng Metal Rangka kayu kelas II
KM/WC                      : Closet  Jongkok
Air Bersih                    : PDAM
Listrik                          : PLN 900 watt
Di lokasi saat ini sebagian besar  telah berdiri bangunan perumahan dari kedua type tersebut dan telah dihuni oleh penduduk dari berbagai lapisan. Sedangkan sebagian lagi masih dalam tahap kontruksi atau pembangunan .



BAB III
DAMPAK LINGKUNGAN YANG TERJADI AKIBAT
PEMBANGUNAN PROYEK

            Dampak lingkungan akibat pembangunan proyek perumahan BTN Bukit Pare Permai ditentukan dengan pelingkupan atau biasa disebut sebagai scooping. Pelingkupan atau scooping akan memberikan batasan sejauh mana dampak negatif dan dampak positif yang ditimbulkan oleh proyek pembangunan perumahan Bukit Pare Permai.
            Berdasarkan scooping yang dilakukan, maka dampak-dampak yang akan terjadi akibat pembangunan proyek tersebut adalah :
A.    Dampak Negatif
a.       Tahap Pra-Konstruksi
Dampak yang terjadi pada tahap ini umumnya berupa timbulnya reaksi dari masyarakat sekitar yang menolak pembangunan perumahan karena mengklaim hak atas kepemilikan tanah atau lahan tempat pembangunan proyek . Masyarakat merasa berhak atas lahan tersebut karena selama ini pengolahan lahan tersebut dilakukan oleh mereka. Namun, dampak tersebut tidak berlanjut lama karena pemrakarsa telah menunjukkan bukti kongkrit atas kepemilikan yang sah dan bukan milik masyarakat.
b.      Tahap Konstruksi
Tahap konstruksi adalah tahap pembangunan perumahan. Dampak negatif yang terjadi adalah :
1.      Kemacetan lalu lintas
Pembangunan perumahan tentunya memerlukan material dan bahan bangunan. Pengangkutan bahan dan material bangunan dengan kendaraan berkapasitas besar, seperti truk tentunya dapat mengganggu kelancaran lalu lintas ditambah dengan letak proyek yang cukup dekat dari akses jalan poros  propinsi. Hal ini akan menciptakan kondisi yang rawan kecelakaan. Begitu pun pada saat pembuatan jalan, akan mempersempit jalur lalu lintas sehingga sewaktu-waktu dapat mengakibatkan kejadian yang fatal.
2.      Fisik Kimia
o   Penurunan Kualitas Udara
Debu-debu atau ceceran material dan bahan bangunan pada saat proses pengangkutan dapat mengakibatkan penurunan kualitas udara, apalagi jika angin bertiup kencang . Selain itu, gas buangan dari kendaraan akan memperburuk kualitas udara sekitar dan dalam jumlah besar akan menyebabkan polusi udara yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan seperti :
Ø  Gangguan pernapasan
Ø  Batuk, ataupun
Ø  Gangguan penglihatan
 
o   Kesehatan Masyarakat
Tahap kontruksi proyek tentunya akan menyisakan tumpukan sampah. Tumpukan sampah pada tahap kontruksi adalah berupa sampah anorganik seperti kaleng bekas, karung semen, potongan besi, plastik,  dan lain-lain. Sampah anorganik merupakan jenis sampah yang sulit atau tidak dapat terurai oleh bakteri. Selain merusak pandangan dan mengurangi estetika, penumpukan sampah  ini juga akan menyebabkan munculnya berbagai jenis agent atau sumber penyakit yang dapat menurunkan derajat kesehatan di lingkungan sekitar.

3.         Biologi
Sebelum proyek dibangun, lahan perumahan BTN Bukit Pare Permai merupakan area yang ditumbuhi oleh pepohonan bahkan sebagian lahannya dimaanfaatkan oleh masyarakat untuk bercocok tanam. Pembangunan perumahan ini secara otomatis akan menyebabkan berkurangnya lahan pertanian sekaligus area penghijauan yang berpengaruh terhadap kualitas udara mengingat bahwa tumbuhan merupakan penghasil gas yang paling dibutuhkan manusia dan hewan yaitu oksigen. Selain itu, berkurangnya lahan pepohonan juga akan mengurangi absorbsi air ke dalam tanah sehingga kuantitas air tanah juga menurun.
c.       Tahap Operasional
 Pemanfaatan dan penggunaan bangunan sebagai hunian merupakan bagian dari tahap operasional proyek perumahan. Dalam tahap ini juga menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan antara lain :
1.      Fisik Kimia
-          Rawan terjadinya Longsor.
Seperti yang telah dikemukakan pada deskripsi proyek bahwa lokasi perumahan Bukit Pare Permai terletak di bagian ujung kota Parepare yang berada lebih tinggi dari pusat kota Parepare. Selain itu, bangunan didirikan pada lahan miring dengan derajat kemiringan sebesar kurang lebih 30°. Kondisi ini akan memicu terjadinya longsor ketika hujan turun dengan deras. Selain itu, rumah yang berada di bawah akan menjadi langganan rutin  banjir  karena aliran air permukaaan dari atas.
Di samping itu, akan terjadi pengikisan tanah karena di bagian belakang rumah belum di bangun pondasi penahan.


-          Rawan Kecelakaan
Letak perumahan yang berdiri pada lahan miring selain menimbulkan kerawanan terhadap longsor, juga menimbulkan rawan kecelakaan. Hal ini didukung dengan sempitnya jalan serta lahan parkir untuk kendaraan beroda empat. Perlu konsentrasi dan kehati-hatian yang cukup tinggi untuk melewati jalan tersebut karena sedikit kesalahan akan menimbulkan kecelakaan.
-          Penurunan Kualitas Air
Keberadaan limbah rumah tangga akibat aktivitas penghuni rumah seperti, minyak, detergen, dan lain-lain yang menyerap ke dalam tanah akan menyebabkan menurunnya kualitas air.   

2.      Biologi
Rumah bisa menjadi surga bagi penghuninya, namun sebaliknya rumah juga bisa membawa ancaman jika tidak dipelihara dengan baik. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, perumahan di Bukit Pare Permai sering terlihat binatang kaki seribu di teras rumah, terdapat juga rayap yang membuat sarang di dinding tembok rumah serta bertambahnya intensitas nyamuk karena keberadaan selokan yang tersumbat dan genangan air lainnya akibat sampah atau limbah dari aktivitas masyarakat. Keberadaan binatang tersebut bisa menjadi agent atau sumber penyakit yang setiap saat dapat menimbulkan gangguan atau masalah kesehatan bagi masyarakat sekitar.
3.      Sosial Ekonomi dan Budaya
a.       Meningkatnya Tindak Kejahatan
Keberadaan perumahan dapat membuka peluang kepada segelintir orang untuk melakukan tindak kejahatan. Tindak kejahatan atau kriminal itu dapat berupa : perampokan, penculikan, pelecehan seksual dan penipuan.
b.      Perbedaan Persepsi Masyarakat
Perumahan Bukit Pare Permai dihuni oleh berbagai lapisan masyarakat dari berbagai daerah. Perbedaan asal-usul daerah menghasilkan keanekaragaman budaya dalam lingkungan sosial. Perbedaan itu, menyebabkan kesulitan dalam menyamakan persepsi masyarakat yang majemuk karena kebudayaan biasanya mempengaruhi karakter individu. Hal ini juga akan memicu terjadinya konflik atau perpecahan antar penghuni rumah yang satu dengan yang lain.

d.      Tahap Pemeliharaan dan Renovasi
Dampak negatif yang terjadi pada tahap ini, umumnya sama dengan dampak yang terjadi pada tahap konstruksi. Hanya saja dampak yang terjadi pada tahap pemeliharaan dan renovasi tidak terlalu besar dibanding dengan tahap konstruksi.
1.      Fisik-Kimia
a.       Penurunan kualitas udara
Pengangkutan bahan-bahan material yang digunakan untuk renovasi bangunan akan meningkatkan kuantitas debu dalam udara sehingga menyebabkan pencemaran dan pada fase yang cukup serius akan menimbulkan gangguan kesehatan.
b.      Kesehatan Masyarakat
Proses renovasi akan menyisakan tumpukan sampah dari bahan material yang digunakan. Tumpukan sampah itu merupakan sasaran yang empuk bagi berbagai sumber atau agent penyakit dan pada akhirnya akan menimbulkan gangguan kesehatan dan penyakit bagi masyarakat sekitar.

B.     Dampak Positif
Pembangunan proyek perumahan Bukit Pare Permai juga membawa dampak positif pada beberapa aspek lingkungan. Dampak terbesarnya dirasakan pada segmen social ekonomi, dampak tersebut adalah :
1.    Mendukung penataan kota
Kota Parepare merupakan kota yang memiliki peluang kemajuan yang sangat besar di masa depan. Seiring dengan program pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah kota, dibangunnya perumahan Bukit Pare Permai merupakan salah satu upaya dalam mendukung penataan kota. Paling tidak proyek ini akan membantu terpenuhinya kebutuhan perumahan dan mengurangi munculnya pemukiman liar karena jumlah penduduk yang setiap tahun bertambah.
2.      Membuka peluang kerja
Pembangunan proyek seyogyanya memerlukan tenaga kerja. Kontruksi atau pembangunan perumahan membuka kesempatan kerja untuk sementara bagi masyarakat sebagai karyawan ataupun buruh bangunan sampai selesainya kontruksi bangunan.
3.      Membuka peluang dalam penerimaan mahasiswa UMPAR
Perumahan Bukit Pare Permai seperti yang kita ketahui berada dekat dengan sarana pendidikan, yaitu Universitas Muhammadiyah Parepare. Keberadaan perumahan ini memberi keuntungan bagi UMPAR karena membuka peluang dalam hal bertambahnya jumlah peminat yang ingin mendaftarkan diri di UMPAR. Hal ini didukung dengan kemajuan UMPAR setiap tahunnya, bahkan sekarang menjadi Universitas terbesar seAjatappareng.
4.      Meningkatkan Perekonomian bagi masyarakat sekitar
Bertambahnya jumlah penduduk dan perumahan memberi dampak baik bagi pendapatan masyarakat sekitar. Masyarakat bisa membuka lapangan usaha khususnya dalam berjualan makanan, rokok, dan barang keperluan sehari-hari lainnya. Bagi masyarakat yang telah memiliki usaha warung atau toko, kemungkinan besar akan  mendapat tambahan pelanggan baru.
5.      Memperluas pergaulan dan perkenalan
Seperti yang dipaparkan sebelumnya bahwa perumahan Bukit Pare Permai dihuni oleh orang dari berbagai daerah yang memiliki kebudayaan yang berbeda pula. Dengan sosialisasi yang baik, kondisi ini mampu memperluas perkenalan dan pergaulan antar masyarakat sekitar, sehingga persatuan dan kesatuan dapat terjalin walaupun dari suku dan budaya yang berbeda, seperti semboyan Negara kita “Bhinneka Tunggal Ika”.


BAB IV
UPAYA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN

A.    Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL)
Setiap proyek yang dibangun memerlukan usaha pengelolaan lingkungan untuk tetap menjaga ketahanan proyek dan menjaga agar dampak  yang ditimbulkan oleh proyek tidak mempengaruhi kelestarian lingkungan. Khusus untuk proyek perumahan upaya pengelolaan lingkungan dapat dilakukan diantaranya :
1.      Melakukan pengawasan ketat terhadap karyawan/buruh ketika bekerja dalam tahap konstruksi agar berjalan dengan lancar.
2.      Membangun selokan untuk aliran air serta senantiasa memperhatikan kebersihannnya.
3.      Membangun system drainase air untuk tetap menjaga kualitas air tanah.
4.      Membangun pondasi khusus di bagian belakang rumah untuk mencegah pengikisan tanah mengingat lokasi perumahan terletak di lahan yang lebih tinggi dan miring.
5.      Memanfaatkan pekarangan rumah dengan tanaman hijau yang selain berperan dalam penyerapan air dan penghijauan, juga dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan pangan.
6.      Membuat tempat sampah organik dan non organik, dan senantiasa mengecek kebersihannya.
7.      Mengontrol secara kontinyu keadaan kelayakan dan kebersihan perumahan.

B.     Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL)
       Pemantauan lingkungan sangat perlu dilakukan demi terlaksananya usaha pengelolaan lingkungan dengan baik sehingga keinginan untuk melestarikan lingkungan bisa terwujud. Pemantauan dilakukan pada setiap usaha-usaha yang diusulkan dan dilakukan oleh pemrakarsa untuk pengelolaan lingkungan, sehingga dampak yang ditimbulkan oleh proyek, khususnya dampak negatif dapat dihilangkan atau paling tidak diminimalisir.
   Pemantauan dilaksanakan oleh pihak atau instansi yang berwenang atau yang telah ditunjuk oleh pemerintah dalam menangani pengelolaan lingkungan. Instansi yang bertanggung jawab dalam pemantauan AMDAL adalah :
         Instansi yang bertanggung jawab di bidang pengelolaan lingkungan hidup Kabupaten/Kota, dalam hal ini adalah kota Parepare untuk kegiatan yang berlokasi pada satu wilayah kabupaten/kota
         Instansi yang bertanggung jawab di bidang pengelolaan lingkungan hidup Propinsi Sulawesi Selatan untuk kegiatan yang berlokasi lebih dari satu Kabupaten/Kota
         Instansi yang bertanggung jawab di bidang pengelolaan lingkungan hidup dan pengendalian dampak lingkungan (Bapedal) untuk kegiatan yang berlokasi lebih dari satu propinsi atau lintas batas negara
        Disamping itu, upaya monitoring berkala dari Pemerintah daerah sebagai pemberi ijin (prinsip) juga menjadi penting untuk dilakukan secara konsisten agar segala perubahan yang terjadi dalam dan diluar lokasi dapat dilakukan pemantauan yang terpadu. Pelibatan para pihak (LSM, masyarakat, swasta dan pemerintah) menjadi kunci keberhasilan pemantauan lingkungan. Komponen parapihak tersebut sangat ideal untuk diterapkan, mengingat tanggung jawab lingkungan bukan domain pemerintah saja, atau pihak-pihak tertentu saja. Namun menjadi tanggung jawab bersama untuk manfaat bersama yang lebih lestari.
 
BAB V
KESIMPULAN

              Setiap pembangunan proyek seyogyanya akan menimbulkan dampak bagi lingkungan sekitar. Besar atau kecilnya dampak tersebut tergantung dari proyek itu sendiri. Untuk proyek perumahan BTN Bukit Pare Permai, dampak yang ditimbulkan adalah :
1. Dampak Negatif yang ditimbulkan antara lain :
- Kemacetan lalu lintas dan rawan kecelakaan
- Penurunan kualitas udara
- Penurunan derajat kesehatan masyarakat
- Rawan longsor
- Berkurangnya lahan pertanian
2. Dampak Positif yang ditimbulkan antara lain :
- Membantu penataan kota
- Membuka kesempatan kerja
- Meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar
- Memperluas pergaulan (sosialisasi)
              Untuk mengurangi atau meminimalisir dampak negatif terhadap lingkungan yang muncul akibat pembangunan proyek, maka perlu dilakukan upaya pengelolaan lingkungan yang mendapat pemantauan dari pihak atau instansi yang terkait.

2 komentar:

  1. sasaran nya kok gak adaa..????

    BalasHapus
  2. Merkur Futur Adjustable Safety Razor with Stainless Steel
    Merkur Futur Adjustable Safety titanium hammers Razor sunscreen with titanium dioxide with Stainless Steel Matte Steel Handle, Polished Chrome Finish, Chrome Finish. Rating: 5 · ‎2 reviews · sunscreen with zinc oxide and titanium dioxide ‎$40.00 · ‎In titanium camping cookware stock titanium hair clipper

    BalasHapus