Rabu, 04 April 2012

PIEP

ANALISIS MASALAH KEKURANGAN ENERGI PROTEIN (KEP)
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LAPADDE
KECAMATAN UJUNG KOTA PAREPARE TAHUN 2010


v  Masalah gizi yang frekuensinya paling besar terjadi di masyarakat adalah penyakikt  Kurang Energi Protein (KEP).
v  KEP didefenisikan sebagai keadaan kurang gisi yang di sebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari, sehingga tdk memenuhi Angka Kecukupan Gizi (AKG). Anak balita merupakan kelompok umur yang sering menderita kekurangan gizi, KEP pada anak-anak dapat menghambat pertumbuhan, rentan terhadap penyakit infeksi dan mengakibatkan rendahnya tingkat kacerdasan.
Sediooetomo (1999) KEP merupakan penyakit yang disebabkan asupan makanan yang kurang dan penyakit/kelainan yang diderita anak, penyakit infeksi, malabsorbsi dan lain-lain.
v  Nilai sosial yang berpengaruh terhadap masalah gizi tersebut adalah karena adanya kepercayanan mitos dalam masyarakat utamanya masyarakat bugis. Mereka mempercayai sesuatu yang mereka anggap  pantangan dan dapat menimbulkan dampak negatif terhadap anaknya. Padahal yang sebenarnya itu sangat berguna dalam pemenuhan gizi, misalnya “Orang tua melarang anaknya makan ikan terlalu banyak karena mereka berangapan bahwa hal itu dapat menyebabkan cacingan”.
v  Luas dan besar masalah gizi pada wilayah kerja Puskesmas Perawatan Lapadde sebanyak 83,33 %. 18 orang yang mengalami gizi kurang terdiri dari 9 orang laki-laki dan 9 orang perempuan, dan adapula yang mengalami gizi buruk sebanyak 2 orang dari perempuan.
v  Karakteristik yang mengalami masalah gisi
NO
UMUR
(BULAN)
BERAT BADAN
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
5
11
12
14
15
16
18
20
22
24
30
33
38
42
47
≤ 4,3
≤ 5,8
≤ 6,0
≤ 6,3
≤ 6,4
≤ 6,6
≤ 6,8
≤ 7,0
≤ 7,2
≤ 7,5
≤ 8,1
≤ 8,51
≤ 8,75
≤ 9,41
≤ 9,71
≤ 3,9
≤ 5,4
≤ 5,6
≤ 5,9
≤ 6,0
≤ 6,1
≤ 6,4
≤ 6,6
≤ 6,8
≤ 7,0
≤ 7,6
≤ 8,03
≤ 8,33
≤ 9,05
≤ 9,29

v  Jika dilihat dari data yang ada, dapat ditarik kesimpulan bahwa kesadaran masyarakat tentang pentingnya gizi masih sangat kurang, karena dilihat dari jumlah anak yang didata hanya 16,7% anak yang tidak mengalami masalah gizi.
v  Berdasarkan data yang di dapat di wilaya kerja puskesmas perawatan Lapadde kami menarik kesimpulan bahwa masalah ini merupakan masalah kesehatan masyarakat, karena yang mengalami kurang gizi, diatas dari 50% jadi bisa dikatakan KLB atau kejadian luar biasa.
v  Yang menyebabkan terjadinya masalah gizi tersebut adalah faktor prilaku, ekonomi dan lingkungan.
v  Ada faktor etnik, misalnya dalam hal pemberian makanan, biasanya mereka lebih mendahulukan laki-laki dari pada perempuan, mendahulukan suami dari pada anak, maksudnya melarang anaknya mkan sebelum suamunya selesai makan. Sedangkan faktor gender tidak berpengaruh terhadap terjadinya penyakit KEP.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar